Setelah Hari Valentine, ada satu hari romantis lain yang dirayakan oleh masyarakat di beberapa negara Asia, terutama Jepang, Korea, dan Taiwan.
Hari romantis ini disebut dengan White Day, dirayakan setiap 14 Maret atau satu bulan setelah Valentine.
Tradisi ini bisa disebut sebagai balasan Hari Valentine.
White Day baru ada sekitar 40 tahun di Jepang.
Namun, tradisi ini telah menyebar ke negara-negara Asia Timur lainnya seperti Cina dan Korea Selatan.
Resep Selai Hazelnut Cokelat yang Lembut dan Mudah Dibuat Pada Hari Valentine di Jepang, wanita memberikan hadiah berupa cokelat kepada pria yang berarti dalam hidup mereka.
Ada istilah untuk hadiah ini, yakni “giri choco”, “giri” artinya “kewajiban”, “choco” artinya “cokelat”.
Sebulan kemudian, pada White Day, semua pria yang menerima hadiah harus membalas hadiah tersebut.
Tapi hadiahnya bukan lagi cokelat, melainkan sesuatu yang berwarna putih, seperti marshmallow, kue putih atau manisan, saputangan atau alat tulis, dan terkadang barang dengan harga yang lebih mahal seperti perhiasan bertabur mutiara.
Sebuah toko manisan di Fukuoka selatan Jepang, Ishimura Manseido, mengklaim menciptakan hari tersebut sekitar tahun 1970-an.
Saat itu, seorang eksekutif perusahaan, Zengo Ishimura, sedang membaca majalah wanita untuk mencari inspirasi.
Satu surat menarik perhatiannya.
5 Manfaat Konsumsi Cokelat, Kenapa Bagus untuk Penderita Penyakit Jantung? Seorang wanita menulis, “Tidak adil jika pria mendapatkan cokelat dari wanita pada Hari Valentine tetapi mereka tidak membalasnya.
Mengapa mereka tidak memberi kita sesuatu? Sapu tangan, permen, bahkan marshmallow…” Ishimura beralasan, jika wanita dengan senang hati menerima marshmallow sebagai imbalan atas hadiah Hari Valentine mereka, mengapa tidak menciptakan hari khusus untuk pria agar mereka dapat mengungkapkan rasa terima kasih? Dia juga membuat manisan baru untuk mengungkapkan perasaan itu, terbuat dari pasta marshmallow dengan isian cokelat di dalamnya.
Jadi, pada awalnya White Day dirayakan sebagai Marshmallow Day.
Perayaan ini populer sejak 1980-an karena di negara itu, memberi hadiah dan menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka yang diterima sangat mengakar.
Ishimura memanfaatkan popularitas Hari Valentine untuk mendorong pria untuk berterima kasih kepada wanita dengan permen marshmallow berisi cokelat.
Jika dulu ini merupakan hari balasan untuk hadiah kekasih, tradisi berubah dengan penerima yang lebih luas, termasuk kolega, bos, anggota keluarga, atau teman biasa.
Tradisi membalas kebaikan sebagai ucapan terima kasih atau “okaeshi” sangat kuat dalam masyarakat Jepang.
Mempersembahkan tanda penghargaan dan cinta adalah simbol kasih sayang dan rasa hormat di seluruh dunia, tetapi praktik ini sangat penting di Jepang, negara yang sangat menghargai keharmonisan kelompok dan hubungan sosial dan profesional.
Setsu Shigematsu, profesor studi media dan budaya di University of California, Riverside, Amerika Serikat, mengatakan bahwa pemberian hadiah di Jepang adalah tradisi yang sudah berlangsung lama karena jika menerima hadiah, wajib membalasnya.
“Orang-orang mungkin bosan dengan kerepotan yang timbul dari pertukaran hadiah khusus ini, karena hal itu mengaburkan batas antara romansa dan kewajiban,” kata dia.
Sifat hampir wajib dari Hari Valentine Jepang telah menyebabkan kejenuhan dalam memberi hadiah dalam beberapa tahun terakhir.
Apakah popularitas White Day juga berarti akan menurun? BBC | FORBES Pilihan Editor: 4 Fakta White Day yang Tak Kalah Romantis dari Hari Valentine